Kalau ngomongin game strategi real-time (RTS), nama Dota pasti masuk dalam pembahasan. Game ini udah jadi salah satu pionir dalam genre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) yang sekarang booming banget. Tapi, tahu nggak sih, kalau awalnya Dota itu cuma sebuah mod dari game lain? Yuk, kita bahas perjalanan Dota dari awal hingga menjadi salah satu game esports terbesar di dunia!
Awal Mula: Mod dari Warcraft III
Dota berawal dari sebuah mod bernama Defense of the Ancients yang dibuat untuk game Warcraft III: Reign of Chaos buatan Blizzard Entertainment. Mod ini pertama kali dirilis pada tahun 2003 oleh komunitas modder. Salah satu mod awalnya adalah Aeon of Strife (AoS), yang menginspirasi format Dota.
Tujuan dari Dota simpel banget: dua tim, Sentinel dan Scourge, harus menghancurkan markas utama lawan (Ancient) sambil melawan pasukan AI dan pemain lain. Gameplay ini unik karena menggabungkan elemen RPG (hero leveling, item building) dengan strategi tim, bikin pemain harus mikir taktik sambil beraksi cepat.
Kesuksesan Mod Dota Allstars
Versi Dota yang paling terkenal adalah Dota Allstars, yang dikembangkan oleh modder dengan nickname Guinsoo. Tapi, pengembang kunci yang bikin Dota populer adalah IceFrog, yang mengambil alih proyek ini pada 2005. IceFrog dikenal karena kemampuannya mendengarkan komunitas dan terus memperbarui game dengan hero, item, dan mekanisme baru.
Dota Allstars langsung booming di kalangan gamer PC, terutama di Asia Tenggara dan Rusia. Kompetisi lokal mulai bermunculan, dan game ini jadi salah satu alasan utama orang-orang nongkrong di warnet saat itu.
Dota Beralih ke Valve: Lahirnya Dota 2
Pada 2009, Valve melihat potensi besar dari Dota dan merekrut IceFrog untuk memimpin pengembangan Dota 2. Valve juga membeli hak atas nama "Dota" dari Blizzard, yang sempat memicu kontroversi antara dua perusahaan besar ini. Dota 2 akhirnya dirilis sebagai game gratis (free-to-play) pada tahun 2013 melalui platform Steam.
Dota 2 mempertahankan gameplay inti dari Dota Allstars, tetapi dengan grafis yang jauh lebih modern, sistem matchmaking, dan fitur-fitur yang dirancang untuk mempermudah pemain baru.
The International: Era Baru Esports
Salah satu momen penting dalam sejarah Dota adalah peluncuran turnamen The International (TI) pertama pada tahun 2011. Valve menggelar kompetisi ini dengan total hadiah sebesar $1 juta, yang saat itu jadi angka fantastis untuk sebuah turnamen esports.
Sejak itu, TI jadi acara tahunan dengan hadiah yang terus membengkak, sebagian besar berkat dukungan komunitas melalui penjualan Battle Pass. Pada TI10 (2021), total hadiahnya mencapai lebih dari $40 juta, menjadikannya turnamen esports dengan hadiah terbesar di dunia.
Pengaruh Dota di Dunia Game
Dota bukan cuma game biasa; pengaruhnya bisa dilihat di berbagai aspek:
- Melahirkan Genre MOBA: Kesuksesan Dota menginspirasi banyak game MOBA lain seperti League of Legends (LoL), Heroes of Newerth (HoN), dan Mobile Legends.
- Komunitas yang Solid: Dota punya salah satu komunitas paling setia di dunia game, meskipun kadang dikenal karena toxic-nya.
- Inovasi dalam Esports: Model pendanaan turnamen yang melibatkan komunitas lewat Battle Pass jadi tren yang diikuti oleh banyak game lain.
Kenapa Dota Tetap Bertahan?
Meskipun game lain seperti LoL lebih populer secara global, Dota tetap punya tempat khusus di hati penggemarnya. Ada beberapa alasan kenapa game ini tetap relevan:
- Kedalaman Gameplay: Setiap hero di Dota punya mekanisme unik, bikin setiap game terasa berbeda.
- Strategi Tingkat Tinggi: Dota menuntut kerja sama tim dan strategi yang matang, cocok buat gamer yang suka tantangan.
- Pembaruan Rutin: IceFrog dan tim Valve terus memperbarui game dengan hero baru, mekanisme, dan event menarik.
Dota adalah bukti nyata bahwa sebuah game sederhana bisa berkembang jadi fenomena global. Dari mod buatan komunitas hingga jadi salah satu game esports terbesar di dunia, sejarah Dota benar-benar luar biasa. Kalau kamu belum pernah main atau mau nostalgia, sekarang adalah waktu yang tepat buat kembali ke medan perang Defense of the Ancients!
Tolong untuk tidak meninggalkan link sampah didalam komentar, berkomentarlah dengan bijak dan relevan dengan isi artikel diatas.